Sumber
: Fujiansyah Al-hafizh
Editing : Kang abdul haha
*****

Keputusanku terjun ke dunia Tahfizh bukan tanpa
alasan, selain aku merasa jam qur’anku kurang sekali maka disitulah aku bertekad
menebus waktu yang hilang itu dengan memaksimalkannya
dalam program Tahfizh nanti, alasan lain adalah keadaan kampung halamanku yang dirasa
masih kurang dakwah kequr’annanya maka Disitulah aku mulai di tegur waktu, akulah
yg harus terjun dan berjihad disana. Diwaktu yang lain, aku pernah di buat terkagum-kagum
oleh anak guru ngajiku, Di usianya yang masih belia dengan hafalan-nya yang
banyak dan bacaan al-qur’annya yang menyentuh hatiku disitulah aku termotivasi untuk
bisa seperti dirinya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk ‘’Fastabiqul Khairat’
Tibalah waktunya, tanggal 29 agustus 2014 akupun
masuk GRQ ( pondok Tahfizh generasi Rabbani qurani ) yang berada di Cileunyi – Bandung
Jawa Barat, lembaga inilah yang menjadi pilihanku di waktu itu, hari pertama allah
mempertemukan ku dengan sahabat yang begitu baik dan sholeh dialah yang menjadi
patner selama mengahaflku selama di lembaga Tahfizh GRQ namanya adalah Alfan, meskipun
kami sama-sama dari Pontianak,kami belum pernah kenal sebelumnya kami
dipertemukan di lembaga Tahfizh ini tanpa ada perjumpaan sebelumnya.

Tiga bulan sudah akau lewati di lembaga Tahfizh GRQ
saat itu, namun aku masih blum bisa menyusuaikan perasaanku dengan keadaan dan
suasana lembaga Tahfizh GRQ ini, sejenak ku menghubungi orangtuaku di telepon, dengan
nada merintih di telinga ibuku , aku mengungkapkan ketidak betahanku ’’aku
gk betah bu,aku pengen pulang’’. Kata-kata itu selalu di ulang-ulang
ketika berkomunikasi dengan orangtuaku di telepon, namun lagi-lagi jawaban sang
ibu adalah ’’ya kalau mau pulang harus
selesai dulu, makannya cepat selesain biar cepat pulang’’. Tetesan air
mataku tidak bermakna disaat cita-citaku belum ku raih hanya ada kata : ”Semangat
pantang pulang sebelum khatam”,
Dan akhirnya tidak pernah di rencanakan sebelumnya
aku dan sahabatku alfan dapat
menyelesaikan setoran hafalan selama tujuh bulan. Kuncinya adalah mujahadah,
bermukabadah dengan al-qur’an, puasa sunah,bangun lebih awal adalah kunci
keberhasilanku. Dan aku sadar, hanya jam terbang yg membuatku akan ahli dalam menguasai
suatu bidang,dan satu-satunya cara agar jam terbangnya panjang adalah bangun
lebih awal disaat yang lain tertidur.

Di pesantren aku memulai kembali, 3 bulan bermujahadah, bermukabadah, dan alhamdulilah di tanggal 27 – 28 februari 2016 akupun dapat berkesempatan mentasmikan hafalanku 30 juz, sebuah pencapaian yang diluar dugaan dari hasil kerja kerasku untuk senantiasa bersama al-qur’an dan tentunya Allah. aku hanya perlu menikmati suasana sekrang. mengupayakan dan merubah agenda al-quranku menjadi cinta, karena dengannya hati ini menjadi sejuk dan tenang.
hingga tulisan ini di buat, alhamdulilah aku masih di tetapkan di jalan ini, terima kasih GRQ, ustad jafar, para musyrif yg telah membimbingku dan sahabatku yang sholeh telah mendukung serta semua yg berpartisipasi, semoga kita di istiqamahkan selalu bersama quran ,sehingga kita semua kembali dan dikumpulkan di jannahNya. Amin…
Allahummarhana
Bil Quran,,semoga allah merahmati kita dengan alquran.
MasyaAllah :'(
ReplyDelete