Awal bulan ini,pesantren Quran GRQ Bandung kedatangan santri spesial.Bahkan unik.Kita sebut demikian karena santri baru ini adalah alumnus (S2) universitas Georg-August Göttingen,Jerman.Sebelumnya dia adalah seorang dosen di almamaternya,Universitas Pajajaran.Dan bulan Oktober ini dia akan mengikuti wisuda S2 kampus IPB Bogor.Namanya Irfan Rahadian Sudiyana dan usianya masih relatif muda,25 tahun.Dia juga pernah mendapat penghargaan dari gubernur Jawa Barat karena prestasinya dalam mengelola perusahaan kopi luwak milik orang tuanya.Jenis kopi "kelas atas" ini diberi nama Kopi Luwak Manglayang.
Kepada kami,Irfan bercerita kenapa dia memutuskan untuk menjadi santri tahfizh.Ramadan kemarin,dia mengikuti kegiatan i'tikaf sepuluh hari terakhir di masjid an-Nur Bio Farma Bandung. Dalam kesempatan itu dia bertemu dengan ustadz Ja'far Shiddiq al-Hafizh (Pengasuh pesantren GRQ) yang juga menjadi Imam qiyamullail di masjid An-nur.Suatu ketika,ustadz Ja'far menjelaskan kepada para jamaah tentang pesantren GRQ yang diasuhnya.Dari situlah Irfan menjadi kenal dengan pesantren Qur'an GRQ. Keinginannya untuk belajar dan lebih dekat dengan Alqur'an juga semakin kuat.Logikanya berkata ; "Jika ilmu pertanian saja saya mempelajarinya sampai ke Jerman.Kenapa kitab yang menjadi pedoman hidup saya, justru saya belum mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.Bahkan membacanya pun masih belum lancar!".Keputusan untuk menjadi santri secara utuh pun diambil dengan segala konsekuensinya.Dia memilih pesantren qur'an GRQ karena tertarik dengan program-program pesantren tersebut.Seperti tahajjud satu juz setiap hari,dhuha setengah juz setiap hari dll.Rencananya,dia ingin di pesantren dan menghafal Alquran selama satu tahun untuk kemudian melanjutkan S3 di Jerman.
Irfan juga bercerita tentang masa lalu dan proses hijrah yang dilaluinya.Ketika masih menjadi mahasiswa S1 di Unpad, kondisinya adalah seperti remaja pada umumnya.Kemudian setelah melanjutkan S2 di IPB (sebelum ke Jerman) dia mulai aktif mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di kampus.Perubahan pandangan dan karakter menjadi keniscayaan sebagai buah dari mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.Dia merasa bahwa sebagai muslim,ternyata masih banyak kewajiban-kewajiban yang dengan sengaja dia abaikan.Pernah suatu ketika saat i'tikaf di masjid,air matanya bercucuran karena mengingat dosa dan masa lalunya.
Tentu saja,kedatangan Irfan telah menjadi keberkahan buat seluruh civitas academika pesantren qura'n GRQ.Bukan hanya karena mereka bisa belajar bahasa Jerman secara gratis.Tapi lebih dari itu,kedatangan Irfan juga menjadi motivasi tambahan buat kami,agar lebih mencintai Allah,lebih mencintai Islam dan lebih mencintai Alqur'an.
Irfan juga mengingatkan kami akan model generasi baru yang saat ini hadir di tengah-tengah kita.Generasi muda yang (kembali) mencintai Alquran dan Islam.Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana ribuan mahasiswa ITS mengikuti gerakan sholat shubuh berjamaah rutin yang digagas oleh rektor.Begitu juga para mahasiswa baru ITB yang membuat masjid Salman tidak cukup untuk menampung mereka saat sholat Dzuhur berjamaah berlangsung.Menjelang peringatan HUT proklamasi (01-08/08/2015),perwakilan dari 167 universitas berkumpul di UI untuk mengikuti MTQ Mahasiswa Nasional XIV.Untuk pertama kalinya,hafalan (tahfizh) quran 10 juz menjadi salah satu jenis perlombaan dalam acara dua tahunan tersebut.Tidak berselang lama setelah itu (30/8/2015),puluhan ribu member komunitas One day one juz (Odoj) juga berkumpul di masjid Istiqlal.Komunitas yang memiliki ratusan ribu anggota aktif ini berkumpul untuk memperingati HUT proklamasi kemerdekaan yang ke 70.Ya.Semangat untuk kembali kepada Islam dan Alquran tidak hanya terjadi di pesantren dan di kampung-kampung,tapi juga di perkotaan dan di kampus-kampus negri.Di saat yang sama,sekolah-sekolah Islam kembali menjadi pilihan dan tempat-tempat tahfizh bermunculan seperti jamur di musim hujan.
Sosok Irfan juga mengingatkan kami tentang apa yang pernah ditegaskan oleh Federica Mogherini.Pada sebuah seminar di Brussels, Belgia,(24/6/2015) yang dihadiri oleh politisi, akademisi, tokoh agama, dan para pemimpin masyarakat sipil Eropa,pejabat tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan ini mengatakan bahwa "Islam adalah Eropa dan Eropa adalah Islam".Irfan telah menjadi narasumber kami dalam menjelaskan perkembangan Islam di benua biru tersebut.Persis seperti yang dirasakan oleh Mogherini,Irfan juga merasakan bahwa Islam dan umat Islam telah memberi pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat Eropa saat ini.Imam Besar Katolik Ortodoks dari Rusia,Dmitri Smirnov, bahkan berkata di depan ratusan jamaahnya bahwa masa depan Rusia adalah milik Islam dan umat Islam.Beliau juga menyatakan bahwa masa kejayaan Islam akan kembali.
Semua kenyataan ini,pada akhirnya,membawa kita pada satu kesimpulan ; bahwa apa yang selama ini disebut sebagai kebangkitan Islam adalah nyata.Kebangkitan Islam bukan hanya takdir yang tidak bisa ditolak,tapi juga sebuah keniscayaan.Karena setiap sakit memiliki obatnya,dan dunia yang murung akibat kegelapan pasti membutuhkan cahaya.Kebangkitan Islam akan terjadi karena semakin banyak manusia yang sadar, bahwa cahaya yang mereka harapkan untuk keluar dari kegelapan hanyalah Alqur'an.Dan memang begitu seharusnya.Untuk itulah dalam Alqur'an,cahaya selalu diungkapkan dengan lafadz "an-Nur ( النور)",yang artinya satu cahaya atau cahaya yang satu.Dalam Alquran kita tidak pernah bertemu dengan kata "al-Anwar ( الانوار) yang artinya banyak cahaya,atau "an-Nuroin (النورين)" yang berarti dua cahaya.Meski dalam mengungkapkan kegelapan Alquran sering memakai redaksi "Adz-dzulumaat (الظلمات)" yang berarti kegelapan yang banyak,Alquran hanya menggunakan bentuk mufrod (tunggal) dalam menyebut cahaya.Dengan ini Alquran ingin memberikan pesan yang tegas nan jelas,bahwa untuk keluar dari berbagai macam kegelapan,manusia hanya membutuhkan satu cahaya.Apakah itu kegelapan ideologi,kegelapan sekulerisme,hedonisme,kapitalisme atau kegelapan kejahatan dan korupsi.Untuk keluar dari semua jenis kegelapan ini manusia hanya butuh satu cahaya.Dan cahaya itu adalah Alqur'an.
Sebagai negara muslim terbesar Indonesia memiliki peran sekaligus tanggung jawab untuk merealisasikan mega proyek kebangkitan Islam ini.Dengan SDM dan SDA yang kita miliki,sudah sepantasnya kita memiliki keyakinan bahwa Indonesia akan menjadi kiblat baru peradaban dunia.Sudah saatnya Indonesia dan Islam mewarnai dunia tentang arah perdamaian dan persahabatan global.Untuk itulah akan ada suatu masa dimana presiden Indonesia menyampaikan pidato penting di markas PBB hingga membuat mata seluruh dunia terbelalak.Mereka pun berteriak ; "Inilah cahaya untuk keluar dari kegelapan dan ketidakadilan di dunia selama ini".
Inilah narasi kita,dan pemuda-pemuda seperti Irfan membuat kita yakin akan hal itu.Maka jika masih ada yang bertanya ; bisakah itu terjadi ?? Kami menjawab ; BISA.Inilah jawaban kami.Mana jawabanmu??!