HAKIKAT PENGORBANAN
Oleh :Ust. Jafar Sidiq Al Hafizh
Oleh :Ust. Jafar Sidiq Al Hafizh
Segala puji milik Alloh swt pemilik bumi,langit dan apa yang ada diantara keduanya
.
Segala puji milik Alloh swt yang telah menjadikan kita cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati kita, serta menjadikan kita benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada pimpinan kita Muhammad saw, Nabi yang mulia, keluarga dan seluruh sahabatnya
Allohu akbar Allohu akbar walillahilhamd,’aidin ‘aidat rohimakumulloh
Pada hari ini kaum muslimin di seluruh dunia bersama mengumandangkan takbir,tahmid dan tahlil.mengagungkanNya,memujiNya atas karunia yang senantiasa tercurah dan komitmen untuk senantiasa beribadah kepadaNya.
Pada hari ieduladha ini kita semua diingatkan pada peristiwa yang besar, peristiwa pengorbanan dua hamba Alloh yang mulia Ibrohim dan Ismail as, pengorbanan yang membuktikan cintanya pada Alloh swt adalah diatas segala-galanya. Pengorbanan yang menunjukan keimanan yang tidak ada keraguan sedikitpun.
Pengorbanan Ibrohim atas putranya yang ia cintai, yang ia damba-dambakan sejak lama, dengan do’a yang senantiasa dipanjatkan kepada Alloh swt:
Ya Robb , anugrahkanlah pada hamba anak yang solih.
Lalu Alloh swt mengijabahnya, di usia 86 tahun beliau diberi karunia Ismail. Tercurahlah cinta dan kasih sayang pada Ismail, kemudian Alloh swt menguji kecintaan Ibrohim kepadaNya. Datanglah wahyu perintah untuk menyembelih putranya yang tercinta. Dan perintah itupun disampaikan kepada Ismail.
Wahai anakku ! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?
Ismail yang masih berusia 13 tahun menjawab dengan tegar, jawaban yang menunjukan keimanan yang kokoh, jawaban seorang anak yang telah terbina, jawaban yang siap merespon segala perintah, jawaban seorang yang ridlo terhadap qodlo Alloh swt.
Wahai bapakku lakukanlah apa yang diperintahkan (Alloh) padamu,Insya Alloh engkau akan mendapatkanku termasuk orang yang sabar.
Allohu akbar Allohu akbar walillahilhamd ‘aidin ‘aidat rohimakumulloh.
Tadlhiyyah atau Pengorbanan adalah satu kemestian , tiada perjuangan tanpa pengorbanan,
Yang dimaksud dengan pengorbanan disini adalah pengorbanan jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala-galanya demi mencapai tujuan. Demi li I’laa kalimatillah ( meninggikan kalimat Alloh) dalam pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan umat seluruh alam.
Setiap pengorbanan sekecil apapun tidak akan disia-siakan oleh Alloh swt, bahkan akan diganti dengan pahala yang tak terhingga dan balasan yang baik.
Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah 111)
Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan dijalan Alloh, dan tidak menginjak tempat yang membangkitkan kemarahan orang-orang kafir,dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu ditulis sebagai amal sholih bagi mereka. Sungguh Alloh tidak akn menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik( At-Taubah 120)
Dan tidaklah mereka memberikan infak yang kecil maupun yang besar, dan tidak pula melintasi satu lembah, melainkan akan di catat (sebagai amal kebajikan) untuk dieri balasan oleh Alloh dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (AtTaubah 121)
Maka jika taat, Alloh pasti akan memberi kalian pahala yang baik ( AlFath 16)
Sesungguhnya Alloh tidak akan mendzolimi walaupun sebesar dzarroh, jika ada kebaikan (sebesar dzrroh), niscaya Alloh akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisiNya. (AnNisa 40.
Allohu Akbar Allohu Akbar walillahilhamd, ‘aaidin ‘aaidat rohimakumulloh.
Rasullulloh saw. Telah mendidik para sahabat untuk berjihad di jalan Allah swt, dan mengorbankan apa yang mereka miliki untuk membela Agama-Nya. Dan, Rasullullah saw, adalah pemimpin mereka dalam hal jihad dan pengorbanan.. Umat ini tidak akan baik kecuali dengan sesuatu yang menyebabkan baiknya umat pertamanya, dan tidak akan mendapatkan kemuliaan kecuali dengan apa yang menyebabkan kemuliaan umat pertamanya
Barang siapa yang menginginkan kebaikan dan perbaikan, serta kemuliaan dan kejayaan, tanpa jihad dan pengorbanan, maka ia adalah orang yang bermimpi serta salah sangka.
Barang siapa yang mencari kemuliaan tanpa besusah payah.
Berarti, menyia-nyiakan usia untuk mencari kemustahilan
Allohu Akbar Allohu Akbar walillahilhamd, ‘aaidin ‘aaidat rohimakumulloh
Setiap orang yang ridla Allah swt sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, serta Muhammad saw sebagai nabi dan rasul Allah, dituntut untuk berkorban.
Setiap orang yang telah menazarkan dirinya serta berjanji kepada Tuhannya untuk memperjuangkan Islam dan berjihad di jalan Islam, dituntut untuk memberikan pengorbanan besar.
Ini merupakan hakikat yang harus benar-benar dipahami secara jelas oleh kaum muslimin. Oleh karena itu, ia harus menyiapkan dirinya untuk berkorban.
,”Mengorbankan jiwa, harta, waktu, kehidupan segala-galanya untuk mencapai tujuan”. Ya, inilah pengorbanan yang diserukan oleh Alloh swt, dan inilah pengorbanan yang diajarkan oleh Rasullalloh saw. kepada para sahabatnya, semoga Alloh meridlai mereka.
“Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Alloh, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Alloh), maka Alloh akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”(Al-Baqoroh:245)
Ketika Abu Dahdah mendengar ayat ini, maka tidak ada yang dapat ia lakukan, kecuali bersedekah dengan hartanya yang paling dicintai dan yang paling mahal.(Lihat Tafsir Ibnu Katsir: 1/299, Darul Ma’rifah, Beirut).
Demikianlah kita dapat melihat tarbiyah kenabian yang dirasakan oleh para sahabat secara nyata dan aplikatif.
• Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Mengorbankan seluruh hartanya, sehingga Rasullalloh saw, bertanya kepadanya,”Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar ra. Menjawab,”Aku tinggalkan mereka untuk Alloh dan Rasul-Nya.
• Shuhaib ra.Mengorbankan apa yang dimiliki untuk membela agama Alloh swt. Sehingga turunlah ayat Al-Qur’an yang dibaca sepanjang masa, yang berkenaan dengannya dan orang-orang yang semisalnya,”Dan diantara manusia ada orang yang menorbankan dirinya karena mencari keridlaan Alloh, dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Al-Baqoroh:207). Dan Rasullalloh saw, menyambutnya dengan mengucapkan ,”Jual beli yang menguntungkan, wahai Shuhaib!”.
• Mush’ab bin ‘Umair, seorang pemuda perlente yang dimanja itu mengorbankan segala sesuatu yang dimiliki, sehingga ia menjadi teladan dalam masalah jihad dan pengorbanan bagi para pemuda muslim sepanjang masa.
• Demikian juga para sahabat wanita ra, yang mulia. Mereka mengorbankan apa saja untuk Islam. Perhatikanlah Khadijah, Ummu Salamah, Ummu Sulaim, Nusaibah, Asma, dan masih banyak lagi shahabiyah yang memiliki kisah nyata dalam pengorbanan. Hidup mereka dipenuhi dengan pengorbanan yang sangat mahal harganya.
Sejarah para sahabat dipenuhi oleh berbagai lembar pengorbanan, kesetiaan, perjuangan,dan kontribusi, dalam rangka memperjuangkan Islam dan menyebarkan dakwah.
Karena itu, selamat menikmati berbagai karunia Robbani untuk orang-orang yang telah berkurban, selamat atas mereka atas kebahagiaan batin yang mereka rasakan,dan selamat untuk mereka atas kenikmatan, kemuliaan, dan kedamaian di akhirat.
Allohu Akbar Allohu Akbar walillahilhamd, ‘aaidin ‘aaidat rohimakumulloh.
Tidak ada jihad tanpa pengorbanan
Ini merupakan hakikat yang harus dipahami secara jelas dan gamblang oleh setiap muslim.
Barang siapa yang menyangka bahwa ia dapat memberikan pelayanan pada Islam serta ikut ambil bagian dalam meninggikan bendera islam, namun ia bakhil untuk mengorbankan jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala-galanya, maka hendaklah mengoreksi kembali dirinya. Hendaklah membaca Kitab Alloh dengan baik. Hendaklah mengkaji Sirah Rasullalloh saw, secara serius, dan memperhatikan sejarah secara cermat, tentu ia akan mendapatkan kesimpulan yang sangat jelas. Lebih jelas dari sinar matahari di tengah siang hari. Kesimpulan itu adalah “Tiada kehidupan bagi dakwah tanpa jihad”dan”Tiada jihad tanpa pengorbanan”
Alloh dan Rosulnya sangat mengecam dan mengancam kepada mereka yang tidak mau berkorban di jalan Alloh dengan jiwa, harta, kehidupan , waktu dan segala-galanya yang Alloh anugerahkan kepada mereka. Perhatikanlah firman Alloh ini:
Sungguh Alloh tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.(yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh oranglain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah dierikan Alloh kepadanya. Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir adzab yang menghinakan. ( AnNisa 36-37)
Dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Alloh) serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kami akan mudahkan dia jalan menuju kesukaran(kesengsaraan) (AlLail 6-10)
Dan sungguh janganlah mengira orang-orang yang bakhil degan apa yang diberikan Alloh kepada mereka dari karuniaNya, bahwa itu baik bagi mereka, padahal (bakhil itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan ituakan dikalungkan dilehernya pada hari kiamat.Milik Allolah warisan(apa yang ada ) dilangit dan bumi. Alloh Maha mengabarkan terhadap apa yang kamu kerjakan. (Ali ‘Imron 180)
(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggng mereka, (seraya dikatakan kepada mereka) inilahharta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) yang kamu simpan itu. (Attaubah 35)
Dan ketika seseorang bakhil dengan waktunya, tidak dipergunakan untuk beramal sholeh, maka satu waktu itu menjadi penyesalan yang dalam,dan penyesalan itu akan dirasakan ketika kematian datang.
Dan infakkanlah dari sebagian apa yang kami telah berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang diantara kamu, lalu dia berkatq (menyesali):” Ya Tuhanku sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku teermasuk orang yang sholeh. (Almunafiqun 10)
Hingga apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka,dia berkata :” Ya Tuhan kembalikanlah aku kedunia, agar aku dapat berbuat baik yang telah aku tinggalkan.”Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.(Almukminin 99-100)
Akhirnya, marilah kita tutup khutbah ibadah shalat Ied kita pada hari ini dengan berdo’a:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.