Dulu sebelum menikah,saya selalu menaruh kagum dengan pasangan suami istri yang memiliki banyak anak yang masih kecil-kecil.Pandangan ini sama sekali tidak berubah saat saya sudah berkeluarga.Mendidik & merawat anak-anak yang masih kecil memang suatu perjuangan yang luar biasa.
Dalam salah bukunya,Ust Fauzil Adzim bercerita bahwa suatu ketika ada seorang ibu bertanya kepada beliau dan istrinya.Saat itu istrinya sedang membawa anaknya yang masih bayi.
"Anak pertama,Bu?" tanya ibu itu kepada istri Ust Fauzil
"Bukan,ada kakaknya,cuma nggak ikut."
"Ouh..Memangnya anaknya berapa,Bu?" tanyanya lagi.
"Baru empat.Ini yang keempat." Ust Fauzil ikut menjawab.Ibu tadi sangat heran.Diapun melanjutkan pertanyaannya.
"Emang yang besar sudah kelas berapa?"
"TK Nol kecil," Jawab istri Ust Fauzil Adzim.Ibu tadi semakin kaget.Saking kagetnya dia nyaris berteriak, "Ya,ampun... Empat! Apa nggak repot itu? Saya punya satu saja rasanya repot sekali.Apalagi kalau empat.Nggak kebayang,deh.Bisa-bisa mati berdiri saya."
Tetapi kita menjadi paham kenapa Islam memberikan perhatian yang besar kepada anak-anak.Teks-teks Alquran & Hadis bahkan memberitahu kita bahwa Islam telah memberikan perhatian kepada anak-anak jauh sebelum manusia mengenal undang-undang atau komisi-komisi yang selalu mengklaim sebagai pemerhati anak.Dalam banyak keadaan,Islam bahkan mengingatkan bahwa perhatian kepada anak yang masih kecil harus lebih diutamakan.
Terlepas berapa jumlah anak yang kita miliki atau kita inginkan,Islam telah lama mengingatkan bahwa komunikasi mempunyai andil besar dalam menciptakan generasi unggulan.
"Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak- anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka.Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang sadid (qoulan sadiida)." (An-nisa': 9)
Ini seperti yang telah diungkapkan oleh pakar pendidikan anak.Beberapa orang tua mungkin kaget dengan nilai yg disampaikan oleh Alquran ini.Karena harus diakui,dalam mendidik anak kita sering mengabaikan cara-cara komunikasi yang baik.Begitupun ketika berkomunikasi dengan anak kita yang masih kecil.Padahal peranan komunikasi sangatlah penting dalam pertumbuhan & pendidikannya.Astaghfirullahaladzim..
Pengetian qoulan sadiida seperti yang dijelaskan oleh para pakar tafsir adalah kata yang benar,tepat,sesuai dengan perbuatan,jujur & tidak berbelit-belit.Intinya,dalam konteks mendidik anak qoulan sadiida adalah komunikasi yang baik & efektif.Dan ketika qoulan adalah perkataan,maka tentu saja yang dimaksud adalah komunikasi verbal.Artinya,betapapun kita telah memiliki berbagai sarana (aplikasi) untuk berkomunikasi dengan anak.Semua itu tetaplah tidak bisa menggantikan posisi komunikasi verbal.Bahkan sejujurnya harus diakui,era komunikasi telah merenggut komunikasi dalam kehidupan kita.Benar bahwa di zaman ini kita bisa menikmati berbagai macam sarana yang mempermudah komunikasi.Tapi apa arti itu semua jika dengannya kita justru menjadi orang yang bakhil berkomunikasi dengan orang-orang terdekat.Kita lebih asik melakukan chating dengan orang seberang bahkan dengan orang yang tidak kenal.Sementara komunikasi dengan orang tua,saudara & anak- anak menjadi berkurang.Apalagi komunikasi dengan Tuhan.Astaghfirullahal adzim..
Berikut adalah beberapa panduan tentang komunikasi dengan anak,disampaikan oleh Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community
(copas dari WA)
Waktu berharga pengasuhan anak:
®7 tahun pertama (0-7 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.
®7 tahun kedua (7-14 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.
®7 tahun ketiga (14-21 tahun):
Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.
®7 tahun keempat (21-28 tahun):
Perlakukan sebagai pemimpin.
Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.
®Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun.
Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat.keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya?Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu
Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.
Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.
**Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah . Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.
**Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin
**Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi. ߙSuara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.
++Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala.
Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.
Mudah-mudahan bisa bermanfaat....
Oleh : I'tishom Salaf